Meski Punya Uang Banyak, Microsoft Pilih Berhutang untuk Pembayaran Akuisisi LinkedIn

Meski Punya Uang Banyak, Microsoft Pilih Berhutang untuk Pembayaran Akuisisi LinkedIn

Microsoft secara mengejutkan melakukan akuisisi besar-besaran terhadap LinkedIn dengan nilai mencapai 349 triliun rupiah. Namun siapa sangka, untuk pembayaran proses akuisisi tersebut, Microsoft ternyata memilih untuk berhutang pada pihak ketiga. Padahal di sisi lain, perusahaan software terbesar dunia itu mempunyai uang mencapai 100 miliar USD di berbagai rekening luar negeri miliknya.

Menurut laporan Seattle Times, saat ini Microsoft berusaha untuk mencari pinjaman yang bakal digunakan untuk pembayaran akuisisi LinkedIn. Kebijakan berhutang ini pun dilakukan oleh Microsoft sebagai salah satu cara untuk melakukan penghematan. Utamanya penghematan dalam menghindari besarnya pajak yang harus dibayarkan.

Jika pembayaran dilakukan secara tunai, pajak yang harus dibayarkan oleh Microsoft kepada Pemerintah Amerika Serikat tidaklah sedikit. Untuk penarikan uang dari rekening di luar negeri, bakal dikenakan pajak sebanyak 35 persen. Menurut sumber dari Seattle Times, kebijakan berhutang ini bakal memberikan penghematan bagi Microsoft mencapai 9 miliar USD atau setara 120 triliun rupiah.

Kebijakan berhutang sebagai sarana untuk menghindari pembayaran pajak ini pun ternyata menjadi aktivitas yang cukup banyak dilakukan oleh perusahaan besar Amerika Serikat. Bahkan Apple yang kerap disebut-sebut sebagai perusahaan teknologi terbesar dunia, mempunyai hutang sebesar 6,5 miliar USD.

Selain itu, saat ini juga banyak perusahaan Amerika yang memilih untuk menaruh uangnya di rekening luar negeri seperti yang dilakukan Microsoft. Bahkan kabarnya, perusahaan-perusahaan Amerika mempunyai total uang sebanyak 2 triliun USD di rekening luar negeri. Dan kalau uang sebanyak itu dibawa ke dalam negeri, bisa memberikan pemasukan pajak sebesar 600 miliar USD bagi negara.